Rabu, 02 September 2009

Konservasi Sebagai Usaha Perlindungan Lingkungan Untuk Masa Depan



Manusia ingin tetap bertahan hidup dan untuk itu manusia harus memiliki udara yang dapat dihirup untuk bernapas dan air yang dapat diminum. Akan tetapi, bagaimana caranya manusia mau hidup? Manusia menginginkan udara yang segar, langit biru dan sungai-sungai jernih serta wilayah belantara yang belum rusak, tetapi sebenarnya manusia dapat tetap bertahan hidup tanpa itu semua dengan cara memastikan kualitas lingkungan macam apa yang diinginkan oleh manusia dan seberapa banyak manusia mau berkorban untuk itu.
Lingkungan sangat membutuhkan konservasi untuk perlindungan dan pelestariannya. Sumber-sumber yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui merupakan sasaran utama dalam konservasi ini. Seperti konservasi hutan dan air yang termasuk dalam sumber yang dapat diperbaharui. Konservasi hutan yang menggunakan cara reboisasi terhadap hutan yang tertebang gundul atau habis terbakar dan Konservasi air yang mempunyai gagasan dasar dalam proyek konsevasi air adalah untuk mengatur kecepatan mengalirnya air segar. Dengan dibangunnya dam ataupun bendungan-bendungan untuk mengontrol aliran air. Tetapi dalam langkah-langkah konservasi sumber-sumber ini selalu ada penghambat dan permasalahan yang dihadapi, seperti dalam konservasi sumber-sumber laut yang permasalahannya banyak menjadi sengketa internasional.
Kita mewarisi bumi ini dari orang tua kita dan kelak akan mewariskannya kepada anak-anak kita pula. Mereka yang yakin akan konservasi yaitu penyelamatan sumber-sumber alam yang dapat diperbaharui ataupun yang tidak dapat diperbaharui-merasa berkewajiban untuk meneruskan sesuatu yang yang lebih baik daripada yang diterimanya dulu.
Kaum “Konservasionis“ yakin bahwa kekayaan tidak seharusnya dihamburkan dengan sia-sia. Kata mereka “Gunakanlah apa yang diberikan bumi ini secara bijaksana dengan memikirkan hari esok, seperti kita memikirkan hari ini“. Konservasi itu lebih dari hanya menggunakan lingkungan yang anda warisi dengan bijaksana. Tidak semestinya segalanya dihabiskan, banyak yang harus diselamatkan demi keindahan yang dapat diberikan kepada kita. Alam dengan seluruh isinya harus dihargai demi alam itu sendiri dan demi kenyamanan yang diberikan kepada kita. Oleh sebab itu, janganlah warisan yang besar ini dikotori.

Dunia akan semakin berbahaya untuk dihuni, bukan karena akibat kejahatan, tetapi sikap kita yang membiarkan kejahatan berjaya. Perkataan yang diadaptasi dari Albert Einstein itu adalah sindiran bagi kita yang selalu bersikap acuh tak acuh akan apa yang ada di sekitar kita, dengan harapan setidaknya diri kita sendiri menjaga dan melestarikan alam lingkungan.
Konservasi harus menjadi falsafah yang berguna, dari praktik perorangan atau keluarga, diantara para pemburu, penggembala, nelayan, dan petani konservasi berkembang dan mendapat perhatian besar dari kelompok-kelompok yang terorganisasi. Kemudian diberbagai negara konservasi berubah menjadi kekuatan yang besar dan resmi. Sehingga konservasi menjadi dan mempunyai jangkauan yang meliputi seluruh dunia.
Menginternasionalkan konservasi diperlukan untuk menghadapi tumbuhnya jaringan perdagangan internasional dan industri yang kini meliputi dunia. Kebanyakan tempat dari negara tidak lagi dapat mencukupi diri sendiri dari sumber alam, industri dan pertanian mereka. Pisang diekspor dari daerah tropis, timah dari Bolivia, dan hasil pabrik dari Jepang. Barang-barang yaitu semua yang baik dalam hidup ini didapat dengan dasar yang meliputi seluruh dunia. Akan tetapi yang ‘jelek’ ataupun semua yang jelek, seperti pencemaran dan pengurasan sumber alam juga mudah terjadi.
Inti konservasi adalah benar-benar penilikan ke masa depan dan tata tertib dalam menangani masalah-masalah manusia, dengan perhatian khusus pada cara-cara penggunaan sumber-sumber alam bumi kita. Dan konservasi juga harus berkembang mejadi falsafah secara universal sehingga Perlindungan terhadap kelestarian lingkungan dapat menjadi kenyataan bukan hanya dijadikan minat sementara.

By: Anjar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar